Seperti Apa Jejak Walmart di Indonesia? | RETAILITORY


Nama Carrefour, Hypermart dan Transmart mungkin sudah familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia, mengingat cabang-cabangnya tersebar di Pulau Jawa sampai Papua. 

Tetapi tahukah Anda bahwa Walmart, jaringan hipermarket asal Amerika Serikat pernah mencoba peruntungannya di Indonesia?


Sekilas mengenai perusahaan ini, Walmart merupakan perusahaan retail yang didirkan Sam Walton pada 1962, dengan nama Wal-Mart Discount City.  Keberhasilan Walmart menemukan pemasok yang lebih terjangkau dan keputusan untuk menjual banyak produk dengan margin profit yang rendah mendorong ekspansi secara masif di Amerika Serikat dalam 3 dekade sejak Walmart pertama kali hadir.

Keberhasilan Walmart menaklukan rumah sendiri tentu menjadi pemicu bagi mereka untuk mencoba peruntungan di negara lain, terutama negara berkembang yang ekonominya mulai melesat, beberapa di antaranya adalah Indonesia dan Tiongkok. Meski begitu, outcome kisah Walmart di dua negara ini bisa dibilang bertolak belakang. 

Per Juli 2021, Walmart telah membuka 419 cabang di China, yang terdiri dari 386 Walmart Supercenter dan 33 Sam's Club.[1]  Di sisi lainnya (Indonesia), jejak Walmart bisa dianggap hampir tidak bersisa sama sekali. 


Kehadiran Walmart Indonesia berawal pada dekade 1990-an, ketika konsep supermarket mulai populer dan semakin menjamur. Beberapa di antaranya adalah Hero Supermarket, Gelael, Matahari, Super Bazaar, dan Golden Truly. Meski begitu, konsep hypermarket sebenarnya masih agak jarang ditemui pada masa itu. Mungkin karena itu pula, Walmart tertarik untuk masuk ke pasar Indonesia.

Pengunjung di area luar Supermal Karawaci dengan latar papan nama Walmart - Sumber: Jakarta Shopping Mall Guide 1997


Usaha Walmart untuk masuk ditandai oleh kesepakatan dengan Lippo Group pada Agustus 1995.[2] Saat itu, target mereka adalah untuk memiliki 9 gerai pada tahun 1998.[3] 

Dalam hal ini, Lippo menjadi pemegang lisensi Walmart di Indonesia, tetapi Walmart pusat sebenarnya tetap berperan dengan menyediakan tenaga ahli dan manajemen pada pelaksanaannya.

Sebelum mencoba peruntungannya di Asia, Walmart melakukan eksperimen selama 18 bulan. Berdasarkan temuan mereka, masyarakat Asia cenderung menyukai toko yang berukuran besar. Makin besar tokonya, makin menarik.[3] 

Walmart Megamal Pluit - Sumber: Laporan Tahunan Walmart 1997

Setelah semua persiapan selesai, Walmart Supercenter pertama di Indonesia, sekaligus kedua di Asia (setelah Tiongkok) hadir di Lippo Supermal Karawaci pada 15 Agustus 1996. Keseluruhan area Walmart Lippo Supermal sendiri memiliki luas 16.486 meter persegi dan ditempatkan di tiga lantai mal.[4] 

Di dalamnya terbagi dari beberapa bagian, seperti adanya area fashion, elektronik, hingga bakery mirip konsep hypermarket yang kita kenal saat ini. Pada Januari 1997, Walmart membuka toko ke-2 di Megamal Pluit. Toko ini terdiri dari empat lantai.


Pada masa sama, Grup Matahari yang merajai Indonesia sedang gencar mengembangkan Mega M, hipermarket dengan tagline garansi harga termurah setiap hari. Menariknya, Walmart dan Mega M hadir di pusat perbelanjaan yang sama. 

Bahkan, posisi Walmart dan Mega M di Supermal Karawaci bisa dibilang bertetangga. Akibatnya? Terjadi persaingan yang sengit dan panas antara keduanya di dalam mal yang sama. Bahkan, sempat muncul isu bahwa perang harga ekstrim terjadi antar keduanya.

Iklan Lippo Supermal dalam Jakarta Shopping Mall Guide 1997 - Dokumentasi pribadi

Tidak butuh waktu lama sejak Walmart hadir, Krisis Finansial Asia 1997-1998 mengguncang peretail nasional maupun internasional. Kondisi ini juga menjadi titik akhir bagi Walmart di Indonesia. Bahkan, pada bulan Februari 1998 (sebelum kerusuhan terjadi), Lippo lewat Multipolar melayangkan gugatan sebesar US$98,8 juta kepada Walmart dengan klaim bahwa manajemen Walmart tidak berkompetensi dan melakukan manipulasi data yang merugikan usaha.[5]  

Puncak dari semua ini adalah kerusuhan Mei 1998, yang mengakhiri kisah Walmart di Indonesia. Kalaupun dipaksa beroperasi, rasanya sulit mengingat Lippo Supermall juga tidak bisa beroperasi karena beberapa bagiannya dibakar massa. Bahkan, setelah kerusuhan terjadi, tetap ada masalah lagi. Pada 5 Juni 1998, karyawan Walmart Megamal Pluit dan Walmart Karawaci berunjuk rasa terkait kejelasan status mereka sebagai karyawan, karena mereka tidak diputus hubungan kerja, namun tidak melakukan kegiatan apapun (bekerja).[6]  

Di sisi Mega M, beberapa hipermarket jaringannya masih beroperasi hingga beberapa tahun setelahnya. Misalnya gerai di Megamal Pluit yang bertransformasi menjadi Matahari dengan konsep one stop shopping (berupa supermarket serta department store) pada tahun 2001.[7] Sedangkan lahan bekas Walmart di mal yang sama diambil alih peretail asal Prancis yang hadir pada 1999.

Carrefour Pasar Festival (sekarang Plaza Festival)- Sumber: Carrefour Indonesia

Meski sang raksasa akhirnya takluk di Indonesia, ditambah dengan adanya krisis finansial yang cukup parah, keinginan peretail asing lain untuk masuk ke Indonesia tidak menyurut, mereka adalah Carrefour dan Continent (Prancis). Mereka justru masuk pada masa krisis dan awal pemulihan ekonomi (sekitar Oktober 1998-1999).

Salah satu bagian di dalam Transmart - Dokumentasi pribadi

Menariknya, Carrefour (hasil gabungan Carrefour dan Promodes, induk Continent) berhasil bertahan dan menjadi salah satu market leader di Indonesia. Tercatat pada saat bulan April 2021, terdapat 134 gerai yang bernama Transmart serta Carrefour.[8] Selain itu, terdapat Hypermart, yang secara tidak langsung merupakan jelmaan dari Mega M besutan Matahari. Sayangnya, pada 2021, Giant yang dijadikan grup Dairy Farm (Hero) sebagai senjata untuk bersaing dengan hypermarket lain di Indonesia justru tumbang.

REFERENSI

[1] - Website Walmart (n.d.). Location Facts. Diakses dari https://corporate.walmart.com/our-story/locations/china

[2] - Bloomberg News (1995). International Business; Wal-Mart to Indonesia. The New York Times, 19 Agustus. Hal. 32. Diakses dari

[3] - Fannin, R. A. (1996). Wal-Mart to do Battle with Indonesian Giant; U.S. Marketer Localizing Its Message to Cut Into Booming Retail Business. Diakses dari https://adage.com/article/news/wal-mart-battle-indonesian-giant-u-s-marketer-localizing-message-cut-booming-retail-business/78373

[4] - Wal Mart Kedua di Asia Dibuka di Supermal Karawaci/- Kompas/Mul, Kompas, Edisi Senin, 19 Agustus 1996 

[5] - The Jakarta Post (1998). Multipolar sues Wal Mart Inc. for $98.8 million. Diakses dari https://jawawa.id/newsitem/multipolar-sues-wal-mart-inc-for-988-million-1447893297

[6] - Info: Karyawan Walmart Unjuk Rasa/- Kompas/Mul, Kompas, Edisi Sabtu, 6 Juni 1998

[7] - Arsip Website Matahari (2001). Yang Baru di Matahari Megamal Pluit. Diakses dari https://web.archive.org/web/20011213181145/http://www.matahari.co.id/aboutus/newsarticles/news_detail.php?form_id=37

[8] - Iim Fathimah Timorria (2021). Penutupan Ritel Berlanjut, Transmart Pilih Pertahankan Operasional Toko. Bisnis Indonesia. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20210405/12/1376854/penutupan-ritel-berlanjut-transmart-pilih-pertahankan-operasional-toko

TAMBAHAN
Arsip website Walmart (n.d.). Wal-Mart Reports Record Sales and Income for the Second Quarter. Diakses dari https://web.archive.org/web/20010418191656/http://www.walmartstores.com/newsstand/archive/prf_980812_1998_2ndqtr.shtml

Komentar