Melihat Kembali Jejak JCPenney di Indonesia | RETAILITORY

Selama dekade 1990-an, merek asal Amerika Serikat seperti Walmart, Sizzler, McDonald's, sampai DKNY berlomba untuk mencicipi manisnya pasar Indonesia. Di tengah persaingan tersebut, JC Penney yang dikenal sebagai salah satu department store terbesar di AS juga tidak mau ketinggalan kereta.

JCPenney Collections Jakarta - Sumber: Majalah Matra

Dididirikan oleh James Cash Penney pada tahun 1902, JCPenney memiliki konsep seperti department store pada umumnya.  Mereka menjual pakaian, perlengkapan rumah tangga, perhiasan, sampai produk kecantikan. Dilengkapi juga dengan layanan tambahan seperti gift wrapping untuk pelanggan serta katalog produk yang dirilis secara periodik.

Jejak JC Penney di Indonesia dimulai dengan pembukaan gerai pertama pada tahun 1995. Kala itu, peraturan terkait arus dana asing masih ketat, sehingga JC Penney masuk melalui sistem waralaba dengan Lippo Group (PT Multipolar Lokasindo) sebagai operator.[1] 

Di Indonesia, JCPenney hadir dengan format JCPenney Collections. Agak berbeda dari format biasa, targetnya adalah kelas menengah atas. Luas tokonya juga cenderung lebih kecil dengan luas cabang terbesar sekitar 3000 m2., mirip dengan gerai fast fashion seperti H&M dan Uniqlo.[2] Bahkan, beberapa toko JCPenney Collections hadir dengan format butik (lebih kecil).

Dengan luas yang lebih kecil, JCPenney Collections memfokuskan diri untuk menjual pakaian laki-laki dan perempuan yang berasal dari private label JC Penney. 

Selain memasuki Indonesia, JCPenney saat itu juga sempat membuka gerai di SM Megamall, Filipina. [3] Dari sisi sejarah, negara tersebut memang dekat dengan Amerika Serikat. 

Multipolar (Lippo) sebenarnya juga berencana untuk memboyong JCP ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia yang kelas menengahnya makin kuat.[4] Sayangnya, rencana tersebut tidak pernah terwujud. 

Setelah melalui berbagai badai khususnya krisis moneter yang menabrak Indonesia sepanjang 1997, JC Penney Indonesia menghentikan operasionalnya per akhir 1997.[5] Hal yang sama juga terjadi di Filipina. Kegagalan tersebut membawa trauma tersendiri, sehingga JC Penney memutuskan untuk tidak melanjutkan ekspansi ke negara lain di Asia.[6]

Hingga akhirnya ditutup, JCPenney sempat membuka gerai di beberapa pusat perbelanjaan ternama, seperti Lippo Supermal (Supermal Karawaci), Pondok Indah Mall, Plaza Senayan, Plaza Blok M, Seibu (Pasaraya Blok M), Mal Kelapa Gading, Megamal Pluit (Pluit Village), dan Mal Taman Anggrek.[7]

Iklan JCPenney Indonesia - Sumber: Mode Palem

Efisiensi distribusi dan produksi barang ditengarai sebagai penyebab kegagalan JC Penney. Mengingat produk yang dijual tidak diproduksi di Indonesia, tentu ada ongkos impor dan waktu yang perlu dibayar. Daya beli kelas menengah Indonesia saat itu juga belum begitu stabil. Krisis moneter 1997 hanya menjadi final nail on the coffin.

Sejak akhir 2010-an, JC Penney mulai mengalami kerugian. Naiknya minat belanja daring serta kurangnya usaha JC Penney untuk mengadopsi konsep toko menarik yang bisa melawan daya tarik belanja daring menjadi salah satu penyebabnya. Ketika pandemi terjadi pada 2020, JC Penney mengajukan pailit (chapter 11 bankruptcy).[8] Kini, sebagian saham JC Penney dipegang oleh Simon Property Group, perusahaan yang dalam waktu dekat akan membuka Jakarta Premium Outlet di Alam Sutera.


REFERENSI
  • [1] - Cvb. (1996, August). Wal-Mart dan Nasib Waralaba Lokal. Berita Yudha, 4.
  • [2] [4] - Lam, J. (1995, November). US retailer JC Penney plans to open 4 stores in S’pore. The Business Times, 2. https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/biztimes19951127-1.2.9.5?qt=jc,%20penney,%20indonesia&q=jc%20penney%20indonesia
  • [3] - Manila Standard. (1995, November). JCPenney opens Manila outlet. Manila Standard, 29B.
  • [5] - The Jakarta Post. (1997). JP/Penney’s failure blamed on inept concept. The Jakarta Post. https://jawawa.id/newsitem/penneys-failure-blamed-on-inept-concept-1447893297
  • [6] - US International Trade Commision. (1998). USITC Publication. U.S. Government Printing Office.
  • [7] - JCPenney Indonesia. (1996). JCPenney Collections/Jakarta. Majalah Mode Palem Plaza Senayan, 1(2), 83

Komentar

Popular Posts