Chagee Hadir di Mall Of Indonesia dan PIK Avenue, Ancaman Bagi Chatime & KOI The? | RETAILITORY
Chagee, jaringan kedai teh asal Tiongkok akhirnya mencoba peruntungannya di pasar Indonesia[1]. Merek yang dikenal juga dengan nama 霸王茶姬 (Ba Wang Cha Ji) ini hadir lewat kerja sama (joint venture) dengan Erajaya. Gerai pertamanya buka di PIK Avenue pada Maret 2025.
Didirikan pada 2017, Chagee sudah mengoperasikan ±5000 gerai pada 2024. Ekspansi Chagee di Asia Tenggara sendiri dimulai dengan Malaysia (2019), disusul Thailand dan Singapura (2022 dan 2024).
Secara desain, Chagee menawarkan suasana tea bar yang mewah dengan warna emas dan cokelat (kayu) yang diterapkan pada setiap gerai. Selain itu, aksen lampu keemasan pada dinding dan furnitur memberi kesan menonjol.
Interior Chagee PIK Avenue yang diberi dekorasi mural |
![]() |
Area bar di Chagee Sunway Pyramid, Malaysia - Sumber: chagee.com.my |
Salah satu hal yang menarik dari Chagee ada pada gelasnya. Selain logo Chagee sebagai identitas, terdapat juga karya seni berupa ilustrasi gambar yang memberi kesan unik bagi kolektor.
![]() |
Gelas minuman Chagee - Sumber: Chagee SG/Instagram |
Pembeli minuman Chagee juga bisa menggunakan aplikasi untuk memesan minuman dan mendapatkan hadiah lewat sistem poin dan keanggotaan.
Di Singapura, Chagee menawarkan enam menu utama, yakni: fresh milk tea, brewed tea, iced oriental tea, teaspresso latte, snowy frappe, dan teaspresso frappe. Variasi tehnya sendiri cukup beragam, ada teh melati, teh hijau, teh Tieguanyin, teh Lapsang Souchong (teh hitam), teh osmanthus, teh Rose Pu'er, dan teh Da Hong Pao (oolong).
Bila melihat ke belakang, Chagee cenderung membuka cabang di pusat perbelanjaan ibukota sebelum membuka di daerah lain. Hal ini dilakukan di Singapura dan Thailand. Jadi tidak mengejutkan jika fokus ekspansi Chagee berkutat di area Jabodetabek lebih dulu.
Meskipun pasar Indonesia masih menarik untuk ditembus, Chagee perlu menghadapi beberapa pesaing lokal maupun asing yang berhasil bertahan menghadapi masa sulit seperti pandemi, contohnya KOI The dan Chatime.
Dalam kasus KOI The, strategi ekspansinya lebih tertuju pada pusat perbelanjaan di pulau Jawa. Hampir semua mal populer di Jakarta diterobos, misalnya Plaza Indonesia, Gandaria City, dan Emporium Pluit. KOI The juga memperluas lini produknya dengan menawarkan gelato. Hal ini diharapkan bisa memberi nilai lebih dibanding pesaingnya.
Selain KOI The, ada Chatime yang berada dalam naungan Kawan Lama (F&B Indonesia). Ekosistem pendukung seperti Living Plaza/Living World, serta strategi ekspansi 'sepaket' dengan merek seperti Gindaco dan Cupbop mempermudah penetrasi pasar.
Untuk memperkuat posisinya pada pasar menengah atas, Chatime menghadirkan Chatime Atealier yang dilengkapi menu eksklusif dan kesan mewah. Berdasarkan data pada 2023, jumlah gerai Chatime Indonesia telah mencapai 460.[2]
Selain Chagee, Tealive asal Malaysia juga berencana untuk memasuki pasar Indonesia. Hal ini dilakukan setelah Tealive mencapai 100 toko di Filipina[3].
Lokasi Chagee Indonesia:
- PIK Avenue
- Mall Of Indonesia (soon)
- fX Sudirman (soon)
Baca juga:
REFERENSI
[1] - http://dev-cn-equalocean.iyiou.com/analysis/202401121040980
[2] - https://fbindonesia.com/news/perkuat-seni-meracik-minuman-kekinian-chatime-indonesia-kembali-selenggarakan-2023-Chatime-Indonesia-Tearista-Competition
[3] - https://www.malaymail.com/news/money/2024/09/20/tealive-says-planning-to-expand-to-indonesia-next-but-only-after-opening-100-stores-in-philippines/151054
Komentar
Posting Komentar