Masuknya Carrefour & Continent ke Indonesia di Tengah Krisis | Retailitory

BACKGROUND STORY

Tahun 1997-1998 menjadi masa yang sulit bagi sebagian masyarakat Indonesia. Krisis ekonomi yang menjatuhkan kurs rupiah serta daya beli masyarakat pun membuat beberapa perusahaan ritel goyah. Belum lagi kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 yang memberi dampak jangka pendek terhadap sales hingga kondisi fisik toko ritel maupun pusat perbelanjaan (yang dirusak/dibakar).[1] 

Beberapa nama asing yang dikabarkan akan masuk seperti Hanshin Department Store asal Jepang, kemudian Printemps Department Store di Ratu Plaza, yang sebenarnya sedang merombak wajahnya agar bisa bersaing dengan Plaza Senayan yang berada di dekatnya pun urung terjadi. Selain itu, retailer asing seperti Walmart yang memang sudah diterpa masalah sebelum kerusuhan akhirnya mengakhiri kisahnya di Indonesia pada tahun 1998.

ENTERING THE MARKET 


Namun, terdapat dua nama asing asal Prancis yang justru berani masuk di tengah krisis, yakni Carrefour & Continent. Keduanya memang sudah mempunyai rencana membuka tokonya jauh sebelum 1998, seperti Continent yang bahkan sudah dijadikan bahan jualan oleh ITC Cempaka Mas dalam salah satu materi promosinya pada 1997. 
Materi promosi ITC Cempaka Mas - Sumber: Jakarta Shopping Mall Guide 1997

Meski hadir di tengah krisis, perlu diketahui juga beberapa perusahaan asing seperti Walmart yang terjun ke medan perang lebih dulu sudah mengibarkan bendera putih. Sehingga momen ini dimaksimalkan dengan baik oleh keduanya untuk melakukan penetrasi ke pasar Indonesia.

Pada Oktober 1998, Continent pun akhirnya membuka toko pertamanya di Pasar Festival dengan kepemilikan 51% oleh Promodes Prancis, serta sisanya dipegang oleh PT Sinar Kilat Buana (Sinarmas). Selain itu, terdapat juga Carrefour yang membuka toko pertamanya di Cempaka Putih, Jakarta.

Carrefour Puri Indah (tutup 2021) - Sumber: Arsip situs Carrefour Indonesia

Dalam waktu kurang lebih dua tahun, jumlah toko keduanya meningkat pesat. Continent (Juli 1999) sudah memiliki 3 toko, masing-masing ada di Pasar Festival, Megamal Pluit, dan ITC Cempaka Mas. Sedangkan Carrefour (Agustus 2000) sudah memiliki dua toko di Cempaka Putih dan Duta Merlin. [3][4]

Kedatangan keduanya bukan tidak membawa kontroversi, karena muncul perdebatan terkait dampak keduanya terhadap peritel lokal (baik itu skala besar maupun kecil), bahkan muncul anggapan keduanya melakukan dumping (menjual produk dengan harga lebih murah di luar negeri dibanding di dalam negeri).[5] Beberapa produk yang dijual dibuat semurah mungkin. Dengan harga yang miring dan parkir gratis (di toko stand alone), tentu diharapkan kelas menengah Indonesia yang saat itu makin sensitif harga bisa tetap tertarik berbelanja di sana.

MERGER

Perlu diketahui bahwa pada 1999, Carrefour dan Promodes (induk Continent) mengumumkan rencana merger senilai US$16 miliar. Aliansi keduanya merupakan berita besar, karena menghasilkan perusahaan ritel terbesar ke-2 di dunia setelah Walmart.[6] 

Di satu sisi lain, pada akhir 1999, Sinarmas menjual 20% sahamnya di Continent kepada Promodes.[7] Mungkin bagian ini agak membingungkan, namun pada intinya dengan adanya merger induk Continent dan Carrefour, semua toko keduanya dilebur menjadi Carrefour saja. 

1999-2010

Setelah melewati masa krisis pada akhir dekade 90-an, Carrefour semakin ekspansif dan membuka toko di luar pulau Jawa. Bahkan menjadi menjadi salah satu jaringan hypermarket terbesar di Indonesia. Meski pada akhirnya, tidak dapat dimungkiri juga bahwa kehadiran Carrefour yang masih segar di tengah kondisi krisis di mana hampir semua peritel sedang lesu membantu mereka menancapkan paku kuat di Indonesia. Sepanjang dekade 2000-an, Carrefour juga terjerat beberapa kontroversi dan masalah, seperti 'ditendangnya' Carrefour dari Pasar Festival hingga peristiwa keracunan gas yang terjadi beberapa kali di Ratu Plaza. 

Berdasarkan katalog Carrefour edisi 10-23 September 2008, terdapat 37 gerai yang telah dibuka Carrefour kala itu. Sebagian berada di Jakarta dengan persebaran lain di Surabaya, Bandung, Medan, hingga Makassar. 

Pada periode yang sama, Carrefour juga mengakuisisi 75% saham Alfa Supermarket dengan nilai Rp674 miliar sehingga pangsa pasar yang dikuasai Carrefour bertambah cukup tajam dari 37,98% menjadi 48,38% setelah mengakuisisi Alfa Supermarket. Kondisi ini menimbulkan polemik karena dianggap melakukan monopoli pasar. KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) sendiri sempat menjatuhkan sanksi untuk menjual saham yang dibelinya kepada pihak lain yang tidak terafiliasi dengan Carrefour.[8]

Tidak mau menyerah, Carrefour pun mencoba melakukan banding ke Mahkamah Agung (MA). Hasilnya? Mereka menang 'melawan' KPPU. Dengan begitu, KPPU pun memutuskan untuk membatalkan putusan KPPU mengenai sanksi terhadap Carrefour Indonesia.[9]

Akhir dekade 2000-an memang berat bagi Carrefour, berbagai masalah menimpa mereka, salah satunya soal pemutusan kontrak sepihak oleh Mega Mal Pluit pada 2009. Padahal, kontrak keduanya seharusnya dijalankan hingga 2019. Manajemen mal sendiri saat itu beralasan bahwa luas area penjualan Carrefour Megamal Pluit menyalahi aturan maksimal (8.000m²).[10]  Seperti yang bisa ditebak, terjadi adu lawsuit antar keduanya. Namun, berbeda dengan kisah  lawsuit sebelumnya, Carrefour kali ini harus kalah dan 'terusir' dari Megamal Pluit.

Carrefour Pluit Village - Dokumentasi pribadi

Menariknya, Carrefour justru kembali membuka tokonya di mal yang sama (sudah menjadi Pluit Village) pada Juni 2013.

BACA JUGA

REFERENSI

[1] - Mal dan Toko Sudah Buka, Transaksi Sepi - Kompas/DMU/MSH, Kompas. Edisi Rabu, 27 Mei 1998, hal. 6 

[2] - Dari Printemps Sampai PriceSmart - Kompas/FIT, Kompas, Edisi Jumat, 29 November 1999, hal. 21

[3] - Investor Perancis Masuki Eceran - Kompas/GUN, Kompas, Edisi Senin, 12 Juli 1999, hal. 2

[4] - Data Toko Carrefour. Diakses dari https://web.archive.org/web/20000815071234/http://www.stores.carrefour.com/en/

[5] - The Jakarta Post. Foreign powers enter retail war. Diakses dari https://jawawa.id/newsitem/foreign-powers-enter-retail-war-1447893297

[6] - CNN Money. Mergers in the aisles? Diakses dari https://money.cnn.com/1999/08/30/europe/deals_retailers/

[7] - Dijual, Saham Sinar Mas di Continent - Kompas/GUN, Kompas, Edisi Sabtu, 18 Desember 1999, hal. 3

[8] - Tempo. Akuisisi Alfa - Carrefour Terancam Bubar. Diakses dari bisnis.tempo.co/amp/168040/akuisisi-alfa-carrefour-terancam-bubar

[9] - Fahriyadi. KPPU batalkan putusannya untuk Carrefour. Kontan.co.id. Diakses dari amp.kontan.co.id/news/kppu-batalkan-putusannya-untuk-carrefour-1

[10] - Tempo. Kisruh Carrefour versus Mega Mal Pluit Kian Memanas. Diakses dari bisnis.tempo.co/amp/194007/kisruh-carrefour-versus-mega-mal-pluit-kian-memanas





Komentar

Popular Posts