XXI Cafe: Sejarah Cinema XXI Menjaga Kesuksesan Lewat F&B | RETAILITORY

Jika kita berbicara soal bioskop, nama Cinema XXI pasti tidak asing di telinga. Sejak awal kehadirannya, jaringan bioskop ini mengedepankan standarisasi sebagai keunggulan. Standarisasi dilakukan terhadap desain ruang sampai peralatan audio-visual.

Seiring berjalannya waktu, persaingan di industri bioskop semakin ketat. Kehadiran pesaing seperti CGV dan Cinepolis menuntut XXI untuk terus berinovasi. Pada era digital, tantangan semakin besar karena kehadiran Netflix dan aplikasi streaming on-demand lainnya.

Meski demikian, Cinema XXI berhasil mempertahankan takhtanya sebagai jaringan bioskop terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari diversifikasi bisnis F&B yang diperkuat sejak pandemi.

Logo Cinema XXI
Logo bioskop XXI

Memang, bisnis makanan dan minuman (F&B) sudah hadir sejak kelahiran Cinema 21. Sayangnya, sektor ini tidak dikembangkan secara jauh. Sektor ini diposisikan sebagai pelengkap saja, tidak sekaligus sebagai entitas yang bisa berdiri.

Padahal, bioskop seperti CGV sudah sejak lama mengotak-atik konsep F&B untuk menarik minat pengunjung. Contoh konsep yang diadakan adalah Warung Mie CGV dan Cine Cafe.

2019 DAN ERA PANDEMI: SEGALANYA BERUBAH

Memasuki 2019, persaingan bioskop makin ketat karena sebagian saham Cinemaxx diakuisisi Cinepolis, jaringan bioskop asal Meksiko. Lotte Cinema asal Korea Selatan juga baru membuka cabang pertamanya di Lotte Mall Fatmawati.

Segalanya berubah pada tahun 2020.

Seperti yang kita ketahui, bisnis retail dan pusat hiburan terdampak negatif selama pandemi. Bioskop XXI juga tak luput dari kondisi tersebut. Masalah ini terus berlanjut usai pandemi karena kebiasaan baru masyarakat: nonton film di rumah lewat televisi atau gawai.

Solusi unik diperlukan agar pengalaman menonton di bioskop tidak bisa ditiru oleh pengalaman Netflix and chill. Selain pengembangan teknologi, Cinema XXI meningkatkan intensitas bisnis F&B lewat strategi yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap tren masyarakat.

Aksesibilitas F&B diwujudkan lewat integrasi menu XXI Cafe dalam aplikasi MTIX dan TIX ID. Pada aplikasi tersebut, pengunjung bisa memesan tiket film sekaligus makanan dan minuman yang akan disantap ketika film berlangsung. Pada periode tertentu, pengguna juga dimanjakan dengan promosi berupa paket hemat dan kolaborasi produk. Contohnya adalah pemberian photocard dan merchandise botol untuk penonton film.

Paket Goda XXI Cafe
Salah satu promosi yang diadakan XXI Cafe

Agar kesadaran masyarakat meningkat, XXI Cafe menyusun aktivitas media sosial dengan struktur yang lebih jelas dan beragam. Mulai dari informasi promosi sampai dengan skits.

XXI Cafe yang awalnya hanya bisa ditemukan di dalam bioskop juga mulai hadir di koridor mal dengan konsep XXI Cafe Box. Beberapa gerainya bisa ditemui di Kota Kasablanka, AEON Mall Sentul City, Gandaria City, dan Summarecon Mall Serpong.

XXI Cafe Box
XXI Cafe Box - Sumber: Cinema 21/Instagram

Di XXI Cafe, penonton bisa menikmati puluhan cemilan dan minuman seperti Popcorn Toffee Nut, Cireng Kristal, Sistagor, Nachos Combo, Original Chicago Sausage, Fish and Chips, XXI Java Tea, Mojimo Lime Tea, dan 21 Hot Chocolate.

Pengadaan F&B tematik makin diperkuat XXI dengan merek dagang Hello Sunday, Boulevard Lounge, XXI Lounge, The Music Lounge, Mula Mula, dan Roemah Kuliner. Sebagai informasi tambahan, Roemah Kuliner merupakan konsep restoran yang hanya ada di Metropole XXI, Menteng. Suasana dan menunya disesuaikan dengan signifikansi sejarah bioskop Metropole atau Megaria sebagai cagar budaya.

Beberapa lokasi XXI Lounge: Plaza Indonesia, Mega Bekasi, Ciputra World Surabaya, Plaza Indonesia, Kemang Village, Alam Sutera, Mal Ciputra Cibubur

Aspek desain memiliki peran krusial dalam meningkatkan nilai jual restoran, khususnya pada era media sosial. Oleh karena itu, Cinema XXI memperkuat fitur ruang seperti balkon, taman, atau area outdoor lain sebagai ruang yang menarik untuk bersantai atau menyantap hidangan.

Seiring dengan IPO yang dilakukan pada 2023, XXI semakin gencar melakukan ekspansi dan pengembangan konsep. Pada tahun yang sama, Hello Sunday dengan konsep baru dibuka di Margo City Depok. Gerai ini tampil unik karena memiliki akses langsung ke koridor mal. Lewat desain yang lebih transparan, keberadaan restoran ini lebih disadari oleh pengunjung yang lalu-lalang.

Hello Sunday di Summarecon Mall Bandung dengan konsep baru
Hello Sunday dengan konsep baru di Bandung - Sumber: Hello Sunday Summarecon Mall Bandung/Maps

Lantas apa saja menu yang ditawarkan Hello Sunday? Restoran ini menyajikan makanan berat dan dessert dengan suasana mewah. Menu di sini terdiri dari soto, nasi goreng, pasta, croissant, dan es krim.

Keahlian di bidang F&B juga dikombinasikan dengan elemen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Integrasi ini dilakukan pada cabang XXI yang memiliki music lounge dan ballroom.

YOUR VIEW?

Sebagai konsumen, bagaimana pandangan kalian mengenai F&B di bioskop Indonesia? Salah satu kritikan yang umum kita dengar berkaitan dengan harga yang jauh lebih mahal dibanding toko biasa. Apakah kalian merasa F&B yang menarik bisa membuat kalian terdorong untuk menonton di bioskop?

Komentar