Kegagalan Kmart untuk Masuk ke Pasar Indonesia dan Singapura (1990s) | RETAILITORY

Kmart merupakan salah satu jaringan department store populer asal Amerika Serikat yang terkenal dengan produk-produknya yang terjangkau dan variasi produk pakaian yang beragam. Didirikan pada 1899 oleh S. S. Kresge, Kmart mencapai kesuksesannya pada akhir 1990-an dengan lebih dari 2000 gerai.

Keberhasilan Kmart meningkatkan kepercayaan diri Kmart untuk menembus pasar baru, khususnya Asia. Usaha tersebut diawali dengan ekspansi ke Singapura, negara yang mulai berkembang pesat sebagai destinasi turis asing dan pusat perdagangan kelas dunia.

A journey to forget?

Pihak Kmart mempercayai bahwa mereka bisa menjadi pionir konsep discount store di Asia. [1] Kmart sempat membuka tiga gerai di Marina Square, Lucky Plaza, and Century Square pada 1994 dan 1995. Operasional Kmart Singapura merupakan hasil dari kerja sama dengan Metro Private Ltd., perusahaan yang menaungi Metro Department Store.[2] Luasan tokonya beragam, mulai dari 5.000-10.000 m2.

Bersamaan dengan ekspansi ke Singapura, Kmart juga menandatangani surat pernyataan minat dengan Lippo Group untuk memegang lisensi Kmart di Indonesia pada akhir 1994. Bila semuanya berjalan lancar, PT. Multipolar akan menjalankan operasionalnya.[3]

Sayangnya, perjanjian tersebut gagal terwujud karena Kmart tidak menyanggupi pembukaan gerai di Indonesia pada Oktober 1995.[4] Oleh karena itu, Lippo segera mengalihkan perhatiannya ke Walmart, perusahaan yang kala itu memegang takhta sebagai raja hypermarket di dunia. Gerai pertamanya dibuka di Lippo Supermal Karawaci pada tahun 1996. Ironisnya, Walmart juga tidak bertahan lebih dari 2 tahun.

Perjalanan Kmart di Singapura juga tidak berjalan mulus. Beberapa kalangan berpendapat bahwa adaptasi pasar tidak dilakukan dengan baik. Banyak produk yang lebih cocok untuk dijual di benua Amerika. Misalnya, baju tebal yang tidak cocok dengan musim kemarau.[5]

Bahkan, Kmart Singapura merugi sebesar US$12,5 juta (senilai Rp17 triliun pada 2025). Oleh karena itu, pihak manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional toko-tokonya pada pertengahan 1996.[6]

Kasus Kmart kembali mengingatkan banyak pihak bahwa setiap daerah, kawasan, atau suatu negara memiliki karakternya masing-masing. Semua orang memiliki preferensi dan aturan tersendiri. Desain toko, lokasi, dan cara pelayanan bisa mengubah segalanya. Terkadang, ketepatan waktu juga memengaruhi (too far ahead from the curve).

REFERENSI
[1] - Kerk, C. (1994, May 20). Kmart Metro opens its first discount store. The Business Timeshttps://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/biztimes19940520-1.2.12

[2] - Mokhtar, N. (1996, June 26). K-Mart gulung tikar sebab rugi. Berita Harianhttps://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/beritaharian19960629-1.2.9.1

[3] - Hurst, J., & Earl, G. (1994, November 30). Kmart in Fast Run at IndonesiaAustralian Financial Review. https://www.afr.com/companies/kmart-in-fast-run-at-indonesia-19941130-k64tt

[4] - Raksasa Toserba Baru. (1994). Warta Ekonomi, 9.

[5] - Lin, J. (1996, September 26). Wal-Mart makes a push into Asia. Beaver Country Times, B15. https://books.google.co.id/books?id=S5JUAAAAIBAJ&pg=PA15&dq=kmart+lippo&article_id=3144,4807394&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwil3738oeyOAxVpxjgGHT8lNR0Q6AF6BAgGEAM#v=

[6] - Peng, S. L. (1996, July 5). Shoppers sad over closing of discount store. Weekend East, 4. https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/weekendeast19960705-1.2.3.3?qt=k-mart&q=k-mart

Komentar

Popular Posts