Pluit Village Mall | RETROSPECTIVE

                                 

Terkadang, seru juga membahas mall dari sisi yang lebih subjektif. Dalam hal ini, dari sisi saya sendiri sebagai penulis.

"Mal generasi lama yang (masih) mencoba untuk menjadi pilihan yang relevan." Saya rasa kalimat ini bisa menggambarkan kondisi mal ini. Pluit Village, atau yang dulunya disebut Megamal Pluit merupakan salah satu mal generasi lama di daerah Jakarta Utara. 

Pada saat pertama kali dibuka pada 1996, Megamal Pluit diposisikan sebagai sebuah community mall. Bentuk single corridor (lorong toko tanpa 'gang' tersembunyi bagaikan labirin) yang diterapkan mempermudah pengunjung dalam berbelanja dan mengingat letak toko.

Mal ini sempat memiliki beberapa daya tarik yang unik, seperti ice skating dan bowling center (Galeria Kodel Bowling). Ice skating di mal ini sendiri menurut kabar yang beredar hadir lebih dahulu sebelum Skyrink hadir di Taman Anggrek pada tahun yang sama (1996). 


Mal yang memiliki luas komersial 83.914m2 (ralat: 86.591m2, menurut website Lippo Malls)ini mengalami kesuksesan yang luar biasa dengan jumlah pengunjung yang cukup banyak, fasilitas yang ada cukup lengkap dan tenant-tenant di dalamnya juga tergolong terkenal. Beberapa diantaranya adalah, Continent, Mega M (menjadi Matahari Supermarket lalu menjadi Matahari Dept. Store), Mega 21, ACE, Guess Kids, Esprit hingga Ta Wan (cabang pertama).

Bagian luar mal yang menghadap danau - Cadiz


Dampak dari Krisis Moneter 1998 juga memberi pengaruh besar terhadap perjalanan mal ini. Walmart angkat kaki dari Indonesia dan Walmart Pluit digantikan oleh Continent yang kemudian digabung dengan Carrefour. Masuk pada era awal 2000an, Megamal Pluit mulai menunjukan penurunan kelas. Beberapa tenant mulai hengkang.

Pada tahun 2007, mal ini akhirnya melakukan renovasi besar-besaran dari segi interior maupun eksterior sekaligus rebranding menjadi Pluit Village. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kehadiran Emporium Pluit yang buka pada Januari 2009.

Sayangnya, renovasi yang dilakukan tidak mampu mengembalikan kejayaan mal ini. Tidak ada gebrakan besar dalam memboyong tenant. Tidak ada daya tarik yang cukup kuat untuk melawan Emporium Pluit yang lokasinya dekat dengan tol menuju Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini diperparah dengan adanya sengketa antara PT Duta Wisata Loka (pengelola Megamal Pluit) dan Carrefour pada masa transisi Megamal menjadi Pluit Village. Manajemen beralasan, Carrefour sudah melanggar Peraturan Daerah Pemerintah DKI Jakarta No. 2 Tahun 2002 tentang batas maksimal area penjualan, yakni 8.000m2. 

Pada akhirnya, Carrefour terpaksa hengkang dari Pluit Village. Area bekas Carrefour pun dibiarkan kosong hingga 4 tahun kemudian. Konsep alfresco dining di samping danau juga terasa sia-sia karena tidak dibarengi tenant-tenant besar yang bisa mendatangkan pengunjung. Banyak tenant yang underperform sehingga tutup. Usaha mereka dengan memboyong kembali Carrefour (yang dulu keluar karena kasus sengketa) pun belum cukup mengembalikan kejayaan mal ini.



Tidak hanya kondisi mal yang kurang berhasil (baik dari segi tenant dan pengunjung), mal ini juga diterpa masalah pada 2013. Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan debit air yang tinggi dari tanggul yang jebol di Jl. Latuharhary mengakibatkan banjir yang cukup besar di Pluit. Lantai bawah atau Ground Floor mal ini juga terendam banjir yang cukup parah. Tentu saja akibat ini Pluit Village harus tutup dan mengalami kerugian besar. Beruntung pada tahun yang sama, Carrefour kembali mengisi space lamanya yang sudah ditinggalkan selama 4 tahun.


Jumlah pengunjung mal ini akhirnya mulai meningkat secara perlahan karena kembalinya Carrefour. Sayangnya, pada Tahun 2015 mal ini kembali mengalami krisis jumlah pengunjung. Bila dilihat secara kasat mata, tingkat okupansi mal ini mengalami penurunan yang cukup tajam juga. Butuh beberapa tahun bagi Pluit Village untuk kembali mendapat banyak pengunjung.2017 sampai 2018 menjadi awal dari kebangkitan Pluit Village. Mal ini melakukan perubahan secara perlahan dengan mengadakan lebih banyak event dan menggaet lebih banyak  tenant F&B yang makin banyak diminati.



Usaha yang dilakukan Pluit Village berhasil meningkatkan t
raffic pengunjung, meski tidak begitu signifikan. Pada tahun 2019, mal ini mulai mencoba lebih keras dengan menghadirkan tenant-tenant yang lebih menarik. Kemudian pada Mei 2019, Pluit Village membuka The Elevation. The Elevation merupakan area yang dikhususkan untuk menampung tenant F&B dengan desain yang menarik, instagrammable, dan nyaman.



Beberapa penyewa di area ini ada:
  • Ta Wan
  • Dapur Solo
  • RamenYa
  • Xing Fu Tang
  • Rotiboy
  • Nahm Suki & BBQ
  • Isoide
  • Hokben Express
  • Zhengda
  • Ai-Cha Ice Cream
  • Colico
  • Tong Tji

                                 

Slot parkir di sini sendiri sebenarnya lumayan banyak. Tapi sering penuh (mobil). Terutama weekend, ketika ada ibadah gereja. Area festival walk juga mulai dimanfaatkan dengan baik oleh pihak mal untuk mengadakan acara bertema kuliner. Tenant fashion di mal ini sebenarnya cukup lengkap. Tetapi rata-rata merupakan merek lokal skala kecil. Tetapi, mal ini tidak memiliki tenant fast fashion ternama seperti Zara, H&M, UNIQLO, Lc Waikiki, ataupun Bershka. 

Bagi saya, usaha manajemen Pluit Village untuk mengembalikan kejayaan mal ini mulai menunjukkan hasil. Bila usaha mereka dalam memboyong lebih banyak tenant F&B bergengsi dan memaksimalkan pemanfaatan area alfresco dining dan festival walk terus dipertahankan, kemungkinan besar mal ini akan berhasil mencapai kejayaan yang dulu mereka pernah capai pada masa awal Megamal Pluit. Mal ini juga bisa memboyong fast fashion ternama seperti Zara dan MAX Fashion yang belum memiliki cabang di Jakarta Utara atau memboyong tenant yang bisa memiliki daya tarik yang kuat. Tak lupa juga, mal ini perlu melakukan perawatan yang baik terhadap fasilitas-fasilitas yang ada dan menambah fasilitas yang memang diperlukan agar pengunjung bisa lebih nyaman ketika berbelanja di mal ini.


Berikut adalah sebagian tenant yang terdapat di mal ini:

Ground Floor
Hypermart*, Dinopark, Wendy's, Starbucks, Malaya Street, Bakso Lapangan Tembak Senayan, RamenYa, Chateraise, A&W, Ta Wan, Dapur Solo, Rotiboy, Nahm Suki & BBQ, Isoide, Madame Mai, Auntie Anne's, D'COST, J.Co, Mako, KOI Cafe, Tekko, Zhang Gui, Haagen Dazs, Dum Dum, Royal Sporting House, King Rabbit, Bata, Hello by Blibli, Travellane, Mokka Coffee Cabana, Dear Butter, D'Eng Malay Food, The Body Shop, Grand Teo Chew, Guardian, Hush Puppies, Frank & Co., J. Rep, Ximivogue, Paperclip, Kopte Tarik, Mama Roz, Momojia Roujiamo*, Friends With Bru*, Puyo*, BB Hotpot*, D'Eng Malay Food.

1st Floor
Hawkers' Street (food court), Mille Billiards, Osbond Gym*, Amazone, Playtopia, Mode Fashion Outlet, Startime, Gococo, Vittori Dessert, Mutiara Restaurant, Saoenk Sambal, Panda Dimsum, Danketsu Teppanyaki, Bakmi Ayam Alok, Teh 63, Johnny Andrean, Wacoal, Levano's Gelato.

2nd Floor
Cow Play Cow Moo, Multi Toys*, XCocoland, Robopark, Mille Billiards, Sports Station, Adidas, Skechers, M7 Tactical, A&W, Just Yoga, Pivoine, Warna.


3rd Floor
Pegasus Karting, Anytime Fitness, Mr. DIY, Grand Teo Chew Ballroom*, Scandia, Erafone, Vivo Store, Oppo Store, Samsung Experience Store.

4th Floor
Cinepolis, Gereja Tabernacle, Timezone, HokBen, Shi-Da, Shihlin, KFC, Raa Cha Suki, Ayam Goreng Karawaci, Solaria.

Komentar

Popular Posts